SITAC

SITAC

SITAC DI KOTAMADYA MERAUKE PROPINSI PAPUA

SITAC DI KOTAMADYA  MARAUKE 
              Dari latar belakang sejarah, kota Merauke memiliki keunikan tersendiri. Nama kota ini diambil dari nama sebuah sungai yang melintasi daerah Papua Bagian Selatan, yaitu sungai Maro. Nama kota Merauke terjadi karena kesalahpahaman bahasa antara pendatang (orang-orang Belanda) dan suku Marind (penduduk asli Kabupaten Merauke). Orang-orang Belanda yang melintasi sungai Maro menggunakan kapal uap, menarik perhatian suku Marind. Disinilah terjadi komunikasi antara orang Belanda yang mengira orang 
Marind bisa menggunakan bahasa Melayu.

Perekonomian di kota Merauke termasuk berkembang. Kapal-kapal yang memuat kebutuhan pokok penduduk Kabupaten Merauke berdatangan dari Pulau Jawa, namun untuk kembali ke Pulau jawa kapal-kapal ini tidak memuat barang muatan. Terjadi juga transaksi dagang antara penduduk Merauke dengan penduduk Negara tetangga PNG yang datang ke daerah kabupaten Merauke (Pelintas Batas) khusus untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Masalah Flu Burung yang sering terdengar di media masa Indonesia seperti tidak terlihat di Pulau Papua khususnya di kota terujung sebelah timur Indonesia ini. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh kurangnya akses transportasi ke daerah terujung timur Indonesia ini.
 Transportasi
   Untuk menuju ke Kota Merauke (Kota Rusa) bisa ditempuh dengan menggunakan kapal laut (Kapal Pelni)  bisa di lihat di http://www.pelni.co.id biasa hanya Rp 250 000   dan juga melalui transportasi udara dari Kab. Jayapura  sentani dengan Tujuan Kota Marauke  standar harga Tiket Rp. 600 000 s/d Rp. 900 000 yang dilayani oleh Meskapai Garuda Indonesia, Sriwijaya Air dan Lion Air 

0 komentar:

Post a Comment